Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Kritik Femanisme; Mengubah Keadaan

Gambar perempuan berlawan Feminisme adalah sebuah gerakan sadar untuk mengubah keadaan atas diskriminasi, kekerasan, eksploitasi, dan penindasan yang dialami perempuan. Feminisme menyadarkan kita akan ketidakadilan gender dalam masyarakat kita, di manapun kita berada.  Kemudian tentu saja dibutuhkan kegiatan-kegiatan yang mempersoalkan dan menganalisis ketidakadilan itu secara kritis, dan berusaha mengubah keadaan.  Namun kalau kita sedang berada di tengah sebuah negara pascakolonial, alias di belahan dunia yang sering disebut dunia ketiga, kritik feminis semacam itu mudah menjadi buah simalakama.  Di satu tentu saja kritik itu perlu dan relevan untuk menggugat ketidakadilan gender yang ada. Di sisi lain, saat kritik itu diutarakan, ia berpotensi dijadikan bagian dari wacana kolonial, yaitu sebagai bukti bahwa masyarakat setempat bersifat patriarkis, kolot, dan represif.  Di situ kemudian kolonial sering mencitrakan masyarakat barat sebagai lebih maju, dalam arti lebih adil gender.  Ma

Ngopi; Sudahkah Kita Mengartikannya

Foto bersama Andi Agus (penulis novel perisai permata dua) dari selayar. Sudahkah ngopi hari ini?, Pertanyaan yang tidak lazim kita dengar dan kita baca lewat pesan singkat di Wa, FB, dan IG serta media sosial yang lain yang dilontarkan oleh remaja maupun kalangan orang tua. Ngopi bukan hanya kegiatan meminum kopi, banyak makna dan hikmah kita temukan.  Mungkin setiap orang mentafsirkan dalam sudut pandang yang berbeda-beda. Mungkin saya dalam mengartikan ngopi berbeda dengan kalian. Jadi perbedaan dalam penafsiran tentang ngopi akan saya sampaikan, dimana saya akan bahas dalam beberapa pendekatan, yaitu: 1. Segi sosial ,  Belakangan ini banyak tempat nongkrong ngopi yang sudah menjadi tren di zaman sekarang yang disebut kedai kopi. Kedai kopi merupakan tempat bagi orang-orang yang suka ngopi.  Tentu bukan hanya itu tetapi sebagai tempat untuk bercengkrama dengan teman-teman yang sekarang dan teman lama, apel bersama pasangan, dan melobi seseorang maupun kolega. Hadirnya kopi ditenga

Siapa Yang Perlu Disalahkan; Masyarakat Atau Pemerintah

Foto lama/subar Pertanyaan yang menggeloroti dalam pikiran ya kebijakan hari ini sudah benar atau dalam keadaan lemah atau Sudah buruk sekali. Mungkin kita bisa salahkan kebijakan atau pembuat kebijakan, agar Ada bertanggungjawab terhadap kebijakan.  Pemerintah seharusnya jeli ketika ada yang mengkritik kebijakan, Karena Ada yang salah di suatu daerah atau di negara itu sendiri.  Saya bukan menyalahkan pemerintah tapi setidaknya ada rasa jeli dan mampu menciptakan kebijakan yang baru tanpa merugikan satu pihak.  Kita masing2 paham bahwa setiap daerah berbeda tingkat kebutuhan tapi tidak berarti kita egois terhadap dalam perataan kebijakan dan kebutuhan setiap daerah.  Ketika kebutuhan yang harus di berikan terhadap tingkat kebutuhan daerah tersebut maka kepuasan masyarakat akan terpenuhi.  Pemerintah tidak akan temukan suatu kritikan lagi di setiap daerah. 

Kita Perlu Jatuh Untuk Bangkit

Gambar Taman Pelangi Selayar Kau perlu jatuh sekali,untuk tahu siapa yang akan menanyakan keadaanmu Kau perlu jatuh dua kali,untuk tahu siapa yang hendak bertanya seraya mengulurkan tangannya Kau perlu jatuh tiga kali,untuk tahu siapa yang tetap ingin melihatmu bangkit. Dan kau perlu jatuh berkali-kali untuk tahu siapa sajah yang senantiasa memelukmu, seraya membuatmu mengerti bahwa hidup akan selalu baik-baik saja. Bangkitlah setiap kau jatuh atau engkau akan tertinggal. Penghalang terbesar kita adalah ketakutan kita akan kegagalan. Kebanggaan kita bukan karena kita tidak pernah gagal.Tetapi bisa bangkit kembali setelah kita jatuh.

Sudahkah Kita Menghargai Perjuangan Raden Ajeng Kartini Selama Ini

Umirahayusari Sekretaris Bidang IMMawati Pikom IMM FAI 2020-2021 Jelajah98.blogspot.com, Makassar- Mengingat bahwa 21 April identik dengan Hari Kartini dimana Manusia baik laki-laki maupun perempuan berbondong-bondong memposting Status di sosial media masing-masing yang katanya mengucapkan terimakasih atas perjuangan yang telah Ibunda Raden Ajeng Kartini Pelopori.  Merefleksi perjuangan Raden Ajeng Kartini sang Pejuang Emansipasi wanita memperjuangkan kaum wanita yang pada zaman dahulu diperlakuan sebelah mata, direnggut hak untuk mengenyam pendidikan, dipaksa menjalani pernikahan di usia belia, dan hanya diperbolehkan untuk tinggal di rumah serta mengurus anak. Ketidakadilan tersebut membuat jiwa Raden Ajeng Kartini memberontak lalu berjuang untuk bagaimana kita yang tercipta sama-sama sebagai manusia, memiliki hak yang sama dan tidak deskriminasi atau segolongan yang teristimewakan baik Laki-laki ataupun Perempuan. Perjuangan dengan jalur Pendidikan. mengajarkan perempuan untuk menj