Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label artikel agama

Ide Rekontekstualisasi Fiqh Islam Ada Hubungan Gelap Dengan Ide Hukum Barat

Banyak yang menyangka kalau ide rekontekstualisasi fiqh islam itu sama dengan ijtihad. Padahal salah besar. Yang ada sangat melenceng dari kaidah ijtihad. Justru ide rekontekstualisasi itu identik dan linier dengan metodologi pengambilan hukum cara barat. Pasti sudah mengenal Sistem Hukum Anglo Saxon, yakni suatu sistem hukum yang didasarkan pada yurispudensi. Sistem hukum ini mengutamakan hukum kebiasaan, hukum yang berjalan dinamis sejalan dengan dinamika masyarakat. Intinya hukum disesuaikan atau mengikuti waktu dan perkembangan zaman. Maka wajar dengan logika tersebut, di barat jika dulu membicarakan seks bebas, sekarang jadi bebas. Dulu membahas LGBT sekarang dilegalkan, dan banyak yang lain. Semua berubah disesuaikan dengan keinginan dan kehendak masyarakat. Tak jauh beda dengan ide Rekontekstualisasi Fiqh Islam. Kontruksinya sama, yakni syariat Islam disesuaikan dan diminta mengikuti perkembangan waktu dan zaman. Syariah di ubah sesuai keinginan dan kebiasaan masyarakat. Metodol

Masjid Ahmadiyah Terbakar; Ketua MUI Instruksikan

Ketua MUI Majelis Ulama Indonesia (MUI) angkat bicara terkait dengan aksi perusakan Masjid Miftahul Hida, masjid tempat peribadatan umat Ahmadiyah di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.  Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Muhammad Cholil Nafis mengatakan, meski ajaran Ahmadiyah telah ditetapkan sesat oleh MUI, karena mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi, namun dia mengatakan bahwa aksi perusakan perusakan tersebut tetaplah sebuah perbuatan yang dilarang Islam dan hukum. “Ahmadiyah, yang mengakui Syekh Mirza Ghulam Ahmad  sebagai nabi, memang dinyatakan sesat oleh MUI, namun kita berharap penyelesaian perusakan masjid Ahmadiyah ini dapat tetap diselesaikan melalui jalur hukum,” ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (5/9).  Adapun perusakan diduga dilakukan warga yang mengaku tergabung dalam gerakan Aliansi Umat Islam di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Sekretaris Pers dan Juru Bicara Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI), Yendra Budiana, mengatakan pemb

Kabar Duka Kembali Datang Dari Ulama Muhammadiyah Sulawesi Selatan

K.H Andi Iskandar Tompo Inalilahi wainna ilaihi rojiun. Ulama Muhammadiyah Sulsel, KH Andi Iskandar Tompo berpulang ke rahmatullah Kamis, 2 September 2021 dinihari tadi. Aktivis senior Muhammadiyah Sulsel yang akrab disapa Pak Is meninggal di kediamannya di Kompleks Griya Cipta Hertasning Blok A3/5 Jalan Aroepala, Gowa.  Berbagai ucapan bela sungkawa mengalir deras atas kepergian KH Andi Iskandar Tompo. Iskandar Tompo merupakan salah satu Wakil Ketua PW Muhammadyah Sulsel. Semasa hidupnya almarhum mengabdikan dirinya di organisasi persyarikatan Muhammadiyah.  Mulai dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah hingga pimpinan wilayah Muhammadiyah Sulsel. Almarhum juga pernah mengabdi sebagai wakil rakyat di DPRD kota Makassar dan DPRD Sulsel. Muhammadiyah kehilangan tokoh kaderisasi yang militan. Haedar berharap para kader yang pernah dikader olehnya dapat melanjutkan perjuangannya di Persyarikatan. “Selamat jalan Pak Iskandar Tompo. Jejak perjuangannya menjadi amal jariyah baginya. Semoga almarhum

Magnetisme Binatang (Animal Magnetism) Apakah Sihir Dalam Diri Manusia?

  Magnet berarti besi berani. Magnetisme artinya : Kekuatan besi berani atau kekuatan ghaib (tersembunyi). Menurut pemeriksaan para ahli ilmu alam, ada dikatakan bahwa alam ini penuh dengan kekuatan ghaib, sehingga tumbuh-tumbuhan, binatang-binatang, dan manusiapun ada mempunyai kekuatan atau magnetisme itu. Dalam tiap-tiap urat halus yang ada di otak kita, dalam sekalian urat yang ada dalam badan dan pada tiap-tiap tetesan darah kita, alhasil diseluruh manusia ada tersimpan magnetisme.  Magnetisme inilah yaang jadi salah satu daripada alat-alat menyebabkan manusia hidup. Kalau tidak ada kekuatan itu manusia tidak akan hidup, sebagaimana kalau tidak ada darah dalam badannya ia akan mati. (tentu saja semua itu atas kehendak Allah). Timbulnya magnetisme dalam badan manusia itu, ialah karena bekerjanya atau bergeraknya elektriciteit kehidupan yang ada pada manusia. Maka untuk membangunkan dan mengumpulkan elektriciteit kehidupan, supaya bisa jadi satu kekuatan magnetisme yang berpengaruh,

Mistik; Kecemasan Menelanjangi Manusia

Aminullah/Subartono Di tengah globalisasi informasi dan ekonomi pasar, kerumunan nomad pemuja tubuh, petarung kapital, Pejuang karir, dan penjilat kekuasaan telah mengubur kecemasan eksistensial mereka, yang menyembul dari kolam keseharian ke dalam timbunan kesibukan.  Manusia memang memikul nasib tertentu, disatu sisi manusia selalu mengalami kejatuhan, yakni larut dalam keseharian, dan karena itu terasing dari adanya. Namun disisi lain, manusia adalah makhluk penanya adanya.  Menurut Heidegger, kecemasan yang menyembul keluar dari keseharian itulah perigi mistik digurun nihilisme pada zaman yang tidak religius. Kecemasan menelanjangi manusia sebagai ada yang terlempar dan menuju kematian, sekaligus memberi tawaran untuk bermukim dalam rumah eksistensi.  Mistik keseharian mungkin terdengar ganjil. Tetapi persis inilah yang dilakukan oleh Heidegger dalam Sein Und Zeit (ada dan waktu, 1927); menjernihkan keseharian sehingga dasar-dasarnya menjadi tampak dihadapan kesadaran. Sein Und Zei