Langsung ke konten utama

Idham Chalid: Ketua DPR Termiskin yang Mengharamkan Fasilitas Negara untuk Keluarganya

Jelajah98- Dalam sejarah panjang parlemen Indonesia, nama KH. Idham Chalid tercatat sebagai salah satu ketua DPR RI yang paling sederhana. Bahkan, banyak yang menyebut beliau sebagai Ketua DPR termiskin. Julukan ini bukan merendahkan, melainkan justru mengangkat martabat beliau sebagai sosok pemimpin yang menolak menjadikan jabatan sebagai jalan untuk memperkaya diri atau keluarganya.

Idham Chalid pernah menjabat sebagai Ketua DPR RI sekaligus Ketua MPR RI pada periode 1971–1977. Di masa itu, kedudukannya sangat tinggi dalam struktur kenegaraan. Namun, berbeda dengan kebanyakan pejabat yang memanfaatkan kedudukan untuk kemewahan, Idham Chalid justru hidup dalam kesederhanaan.

Keluarganya tidak menikmati fasilitas negara. Ia memandang bahwa fasilitas negara adalah amanah untuk menjalankan tugas, bukan untuk dimanjakan atau diwariskan kepada keluarga. Sikap ini jarang ditemui, apalagi di tengah zaman ketika gaya hidup pejabat sering kali kontras dengan kondisi rakyat.

Dikisahkan, Idham Chalid mengharamkan keluarganya menggunakan fasilitas negara. Anak-anaknya tidak boleh seenaknya naik mobil dinas, tidak boleh menggunakan rumah jabatan untuk urusan pribadi, apalagi memanfaatkan jaringan politik ayahnya demi keuntungan. Baginya, fasilitas negara adalah milik rakyat, dan dipakai semata-mata untuk melayani kepentingan rakyat.

Sikap ini menjadi bukti nyata bahwa jabatan baginya bukanlah tempat menumpuk harta. Bahkan ketika wafat, Idham Chalid tidak meninggalkan kekayaan berlimpah. Yang ia wariskan hanyalah nama baik, teladan moral, dan jasa besar bagi bangsa.

Jika dibandingkan dengan kondisi sekarang, sikap Idham Chalid terasa bagai oase di padang pasir. Saat ini, publik sering kecewa dengan perilaku sebagian anggota DPR yang:

1. Memamerkan harta dan gaya hidup mewah.

2. Terjerat kasus korupsi dan penyalahgunaan wewenang.

3. Memanfaatkan fasilitas negara untuk kepentingan keluarga.

Padahal, rakyat masih banyak yang hidup dalam kesusahan. Maka, sikap Idham Chalid yang sederhana dan penuh integritas seharusnya dijadikan teladan.

Idham Chalid menunjukkan bahwa menjadi Ketua DPR bukanlah soal fasilitas, harta, atau kemewahan. Jabatan tinggi itu justru harus dijalani dengan kesadaran moral bahwa setiap rupiah fasilitas negara adalah milik rakyat yang harus dijaga.

Ketika seorang pejabat tinggi negara berani berkata “tidak” pada fasilitas untuk keluarganya, sesungguhnya ia sedang memberi contoh bahwa jabatan adalah amanah, bukan warisan kekuasaan.


Tulisan: SUBAR98

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Aksi: Merupakan Perubahan Sosial

Jelajah98, Makassar - Mimpi dan khayalan merupakan pupuk dari perubahan sosial. Dunia memang berubah; dan akan terus berubah karena orang-orang membuatnya berubah. Kunci menuju keberhasilan suatu perubahan adalah solidaritas; yang dapat berarti apapun dari sekadar menjadi tempat curhat hingga memberikan amunisi. Solidaritas adalah sesuatu yang kuat, komunitas yang bersatu, menarik garis dari masa lalu tentang berbagi pengalaman dan mengalami kesulitan, memapankan jaringan kontak dari berbagai individu ataupun organisasi dan mendukung semua tindakan melawan ketidakadilan dan penindasan. Sejarah ada di sisi kita; kita bisa dan akan mempunyai harapan untuk menang.  Demokrasi telah membuat kekuatan perubahan terlepas dari tangan kita. Suara protes secara hati-hati dikontrol: semua jalan diserahkan pada para birokrat dan politisi untuk menentukan mana yang benar dan salah. Kekuatan kita semakin tereduksi dan semua yang kita harapkan boleh kita utarakan hanya melalui kotak pemilihan suar...

Ngopi; Sudahkah Kita Mengartikannya

Foto bersama Andi Agus (penulis novel perisai permata dua) dari selayar. Sudahkah ngopi hari ini?, Pertanyaan yang tidak lazim kita dengar dan kita baca lewat pesan singkat di Wa, FB, dan IG serta media sosial yang lain yang dilontarkan oleh remaja maupun kalangan orang tua. Ngopi bukan hanya kegiatan meminum kopi, banyak makna dan hikmah kita temukan.  Mungkin setiap orang mentafsirkan dalam sudut pandang yang berbeda-beda. Mungkin saya dalam mengartikan ngopi berbeda dengan kalian. Jadi perbedaan dalam penafsiran tentang ngopi akan saya sampaikan, dimana saya akan bahas dalam beberapa pendekatan, yaitu: 1. Segi sosial ,  Belakangan ini banyak tempat nongkrong ngopi yang sudah menjadi tren di zaman sekarang yang disebut kedai kopi. Kedai kopi merupakan tempat bagi orang-orang yang suka ngopi.  Tentu bukan hanya itu tetapi sebagai tempat untuk bercengkrama dengan teman-teman yang sekarang dan teman lama, apel bersama pasangan, dan melobi seseorang maupun kolega. Ha...

Propam Polri Harus Tegas, DPR Jangan Diam: Nyawa Ojol Bukan Selesai di Kata Maaf

  Jelajah98, Artikel- Tragedi yang terjadi pada 28 Agustus 2025 di lokasi demonstrasi telah membuka kembali luka lama tentang hubungan rakyat dengan aparat negara. Seorang pengemudi ojek online (ojol) meninggal dunia setelah ditabrak anggota Brimob. Kejadian ini bukan sekadar kecelakaan biasa, melainkan sebuah gambaran betapa rentannya nyawa rakyat di hadapan kekuasaan yang seharusnya melindungi mereka. Menurut saya, kasus ini tidak bisa dibiarkan berlalu begitu saja. Tidak boleh hanya berhenti pada kata maaf. Tidak boleh hanya dianggap sebagai insiden tak sengaja. Karena ketika nyawa rakyat melayang akibat tindakan aparat, negara wajib hadir memberi kepastian hukum dan keadilan. Kata maaf tidak sebanding dengan harga sebuah nyawa. Kata maaf tidak bisa menggantikan anak yang kehilangan ayah, istri yang kehilangan suami, atau orang tua yang kehilangan anak. Kata maaf hanya pantas jika diiringi dengan tindakan nyata: pengusutan yang tegas, transparan, dan terbuka untuk publik. Di sin...