Jelajah98, Artikel- Tragedi yang terjadi pada 28 Agustus 2025 di lokasi demonstrasi telah membuka kembali luka lama tentang hubungan rakyat dengan aparat negara. Seorang pengemudi ojek online (ojol) meninggal dunia setelah ditabrak anggota Brimob. Kejadian ini bukan sekadar kecelakaan biasa, melainkan sebuah gambaran betapa rentannya nyawa rakyat di hadapan kekuasaan yang seharusnya melindungi mereka. Menurut saya, kasus ini tidak bisa dibiarkan berlalu begitu saja. Tidak boleh hanya berhenti pada kata maaf. Tidak boleh hanya dianggap sebagai insiden tak sengaja. Karena ketika nyawa rakyat melayang akibat tindakan aparat, negara wajib hadir memberi kepastian hukum dan keadilan. Kata maaf tidak sebanding dengan harga sebuah nyawa. Kata maaf tidak bisa menggantikan anak yang kehilangan ayah, istri yang kehilangan suami, atau orang tua yang kehilangan anak. Kata maaf hanya pantas jika diiringi dengan tindakan nyata: pengusutan yang tegas, transparan, dan terbuka untuk publik. Di sin...
Jelajah98- Dalam sejarah panjang parlemen Indonesia, nama KH. Idham Chalid tercatat sebagai salah satu ketua DPR RI yang paling sederhana. Bahkan, banyak yang menyebut beliau sebagai Ketua DPR termiskin. Julukan ini bukan merendahkan, melainkan justru mengangkat martabat beliau sebagai sosok pemimpin yang menolak menjadikan jabatan sebagai jalan untuk memperkaya diri atau keluarganya. Idham Chalid pernah menjabat sebagai Ketua DPR RI sekaligus Ketua MPR RI pada periode 1971–1977. Di masa itu, kedudukannya sangat tinggi dalam struktur kenegaraan. Namun, berbeda dengan kebanyakan pejabat yang memanfaatkan kedudukan untuk kemewahan, Idham Chalid justru hidup dalam kesederhanaan. Keluarganya tidak menikmati fasilitas negara. Ia memandang bahwa fasilitas negara adalah amanah untuk menjalankan tugas, bukan untuk dimanjakan atau diwariskan kepada keluarga. Sikap ini jarang ditemui, apalagi di tengah zaman ketika gaya hidup pejabat sering kali kontras dengan kondisi rakyat. Dikisahkan, Idham ...